Singgah Sebentar Saja

Gambar by Nasai


Salah satu bagian dari perjalanan adalah persinggahan. Mandek bukan berarti diam berhenti lantas tak bergerak sama sekali. Oleh karenanya mandek terkadang digambarkan dengan mampir ngumbih, ngasuh, ngleset, ngleyeh dan lain sebagainya. 

Persinggahan adalah proses menyapa dengan akrab setiap perjumpaan. Menyapa sekitar drngan lebih dekat. Menyapa teman dan terlebih menyapa diri sendiri. 


Dengan singgah kita dapat mengukur kemampuan dan ketahanan diri. Dengan singgah kita dapat melihat seberapa jauh dan dekat jarak yang sudah ditempuh. 


Ungkapan kerennya Hiatus, ini kerap dijadikan sebagai ungkapan untuk berhenti sejenak, singgah sejenak, dan lain sebagainya. Tentu singgah tidak semestinya memakan waktu lama, tetapi tidak sedikit dalam persinggahannya justru muncul rasa malas untuk memulai kembali. Ini adalah bagian dari proses menyapa tadi. 


Urip mung mampir ngumbih, hidup sebatas singgah minum. Ungkapan ini disadari atau tidak justru muncul saat perbincangan-perbincangan memaknai kehidupan dengan pendekatan spiritualitas.


Pendekatan yang semestinya dimiliki oleh siapapun. Karena menggebu tidak mesti membuat perjalanan lebih cepat, terkadang menyebabkan kita terperosok dan jatuh penuh luka. 


Lain halnya dengan berjalan santai dan tidak lupa singgah mengistirahatkan diri, mengumpulkan tenaga untuk kembali berjalan lagi. Kira-kira ungkapan mung sak dermo juga berlaku dalam setiap perjalanan. Karena dermo adalah kebaikan yang tertakar, tidak lebih dan tidak kurang. 


Untuk tahu sebuah bangunan itu doyong, miring, bahkan mau roboh, harus dari luar bangunan itu sendiri. Dengan begitu kita tahu ukuran dan kebutuhan akan keseimbangan. Begitu juga dalam perjalanan, persinggahan sangat dibutuhkan untuk mengenali apa saja yang melekat dan jauh dari diri kita. 


Posting Komentar

0 Komentar